Friday, November 14, 2014

#Jumatulis Season 2 - 8 Reuni - Secangkir teh manis hangat

Ada teh manis hangat dalam secangkir gelas bening. Bergaris-garis bak lekukan seorang perempuan. Warna coklat kemerah-merahan, sebagai tanda berasal dari daun teh berkualitas. Mungkin sama seperti Malika yang berasal dari kedelai berkualitas juga. Tapi teh ini belum pernah bertemu dengan Malika.

Tapi suatu ketika, saat terhidang di meja kayu, menemani sang Bapak berkumis, sambil menonton berita di televisi. Di sampingnya ada koran, sesekali dia melirik sambil membaca berita-berita tentang tanggapan pidato Presiden saat APEC. Di bawahnya, seperti biasa, kolom berita kriminal. Tidak ada yang menarik.

Di lembar kedua, ada kisah tentang harga BBM yang melonjak lagi untuk kesekian kali. Katanya mencekik leher orang-orang yang tidak mampu. Padahal yang sering berteriak justru orang-orang yang memilii mobil pribadi namun enggan untuk mengisinya dengan pertamax.

Lembara berikutnya, bertambah banyak orang-orang sok tau dan sok pahlawan yang mengurusi banyak hal dengan pemikiran sempit mereka. Tapi halaman terakhir membuat mata tertuju pada beritanya. 

Line 'Reuni' AADC. Iklan yang sering bertebaran hingga membuat orang-orang seakan mengenang saat-saat mereka mengantri demi menonton film yang saat itu, adalah saat dimana perfilm-an Indonesia sedang bangkit kembali, dari mati suri.

Ada banyak berita tentang mengapa begini dan begitu yang dibuat singkat oleh banyak orang. Tersebar di dunia maya. Kemudian menjadi bahan perbincangan selama berhari-hari.

Sebenarnya bukan berita yang begitu hebat, tapi ini hanya sekedar berita kilas balik. Yang juga mengingatkan pada rentetan peristiwa yang pernah terlewati, AADC pertama sudah mengalami 3/4 kali ganti presiden. Berarti sudah banyak waktu yang terlewati.

Ini masalah waktu, seperti secangkir teh manis hangat yang sudah mulai menguap panasnya, kemudian menjadi sedikit dingin, dan tersisa tinggal 2/3 saja di dalam gelas. Bapak berkumis mematikan televisi, beranjak dari kursi dan melangkah pergi.

Mencari nafkah demi anak dan istri.

0 comments:

Post a Comment

Silakan berkomentar sesuka hati! :)