Thursday, September 18, 2014

Jumatulis Season 1 - 01 Pispot - Toilet Training

Oleh:


PISPOT.

Kata ini sedang ada di pikiran saya selama berhari-hari ini karena teringat pada salah satu klien yang memiliki isu terkait toilet training. Sampai ia duduk di bangku sekolah dasar, klien saya ini masih memiliki masalah buang air besar di celana.

Nah lho!

Beberapa minggu belakangan, beberapa teman saya - para mommy muda - juga sedang bergulat dengan isu toilet training atau potty training ini. Beberapa mengaku sukses, beberapa mengaku kewalahan. Beberapa mupeng beranak, oke, ini saya yang mupeng hahahaha.

Bagi Sepikoloh sotoy seperti saya, perkara toilet training atau potty training ini memang bersifat tricky. Paling tidak, begitu yang disebut-sebut di dalam textbook perkembangan anak. Ada beberapa dos and don'ts yang harus dipahami. 




Daripada saya memberikan kesesatan, yuk sama-sama kita lihat video The Magic Bowl. Video ini dibuat oleh Dr. Kushnir, seorang praktisi yang banyak berpengalaman menangani kasus-kasus anak yang masih mengompol dan dia mencoba membuat image bahwa toilet adalah tempat yang "hangat" dan "friendly".


Umumnya, toilet training alias potty training alias mengajarkan anak untuk buang air kecil dan buang air besar di kamar mandi ini bisa dilakukan ketika anak berusia 2 tahun. Bahkan, beberapa anak sudah dapat memulainya di usia 18 bulan. 

Di sini, orang tua mulai mengajarkan anak untuk tidak lagi mengandalkan diapers dan sudah mulai "bertanggung jawab" untuk ke kamar mandi jika anak ingin buang air. Seperti yang dilakukan oleh anak laki-laki di video tadi, saat dia berkata "Dad, I wanna go to pee on the toilet, like you." atau ketika anak perempuan berkata "Mom, enough! The diapers' annoying."

Beberapa hal yang menjadi tanda bahwa anak sudah siap untuk menjalani toilet atau potty training ini antara lain:
  1. anak sudah dapat berjalan dan duduk dalam jangka waktu tertentu
  2. anak sudah mulai dapat melakukan beberapa hal sendiri, misalnya ketika diminta melakukan sesuatu oleh orang tua seperti mengambil mainan sendiri
  3. anak mampu memberitahu orang tua atau orang dewasa di sekitarnya ketika ia merasa ingin buang air kecil atau buang air besar. Ini merupakan pertanda bagus untuk memulai toilet atau potty training ini karena anak sudah bisa memberikan "sinyal" saat ingin ke kamar mandi. Hal ini pula yang menunjukkan kesiapan anak untuk memulai training
  4. anak sudah mampu untuk menaikkan atau menurunkan celana, terutama celana dalam

Jika anak masih merasa kesulitan untuk buang air besar atau buang air kecil di kamar mandi dengan jenis toilet jongkok, biasanya karena kaki mereka yang masih kecil, ada beberapa pispot khusus anak yang didesain sesuai dengan ukuran badan mereka. 

Semakin ke sini, jenis pispot untuk anak ini sangat beragam bahkan dengan desain yang unik dan lucu. Bukan sekedar pispot dengan bentuk kursi kecil seperti di atas tadi.

Lucunyaaaa...

Bahkan, ada juga potty for travelling, yang bisa dibawa ke mana-mana. 




Jadi, seharusnya sih memang tidak ada alasan bagi orang tua atau orang dewasa mupeng beranak seperti saya untuk membiarkan anak menggunakan diapers saat mereka sudah cukup usia untuk buang air kecil dan buang air besar di toilet dan  tanpa mengandalkan diapers lagi.

Lagi ya...

Ini ada gambar Adventures in Toilet Training, semacam panduan sederhana untuk mengajarkan toilet training kepada anak.




So...


Go potty, go!

0 comments:

Post a Comment

Silakan berkomentar sesuka hati! :)