Friday, October 17, 2014

Jumatulis Season 2 - 04 Bel – Penantian Kepulangan

sumber: pinterest.com

Asty melirik ke arah jam yang tergantung pada dinding ruang tengahnya, pukul sembilan malam.
“Harusnya kau sudah pulang…”
Ia membetulkan posisi duduknya, keningnya berkerut, keringat mulai bercucuran dari dahinya.
“Kau harus cepat pulang, agar semua ini selesai."
Ia kembali bergumam dengan kegelisahan yang tampak makin nyata di wajahnya.
Asty mulai gelisah, harusnya suaminya sudah pulang semenjak sepuluh menit yang lalu, ia mulai berjalan mondar-mandir sambil terus memasang kuping, pada suara bel dari depan rumah.
“Tidak, tidak… Dia pasti pulang cepat hari ini. Ia tak pernah pergi dengan perempuan jalang itu pada hari selasa.” Asty berbicara setengah berteriak, tangannya yang sedari tadi menggenggam pisau dapur teracung-acung ke depan. Napasnya memburu, turun naik bersamaan dengan mukanya yang berubah merah. Marah.
Asty terus mondar mandir sambil melirik jam dinding, menunggu bel depannya berbunyi yang menandakan kepulangan suaminya yang rencananya akan ia sambut dengan tikaman pisau dapur tepat di perut suaminya, yang selama ini diam-diam selingkuh di belakangnya.
***
Telepon berdering, dalam keterkagetan Asty tergopoh meraihnya. Dari kantor polisi, tabrak lari, katanya. Setelah berbicara singkat dan menutup telepon ia menyeringai bahagia. Sekarang ia tau, belnya tidak akan berbunyi.



0 comments:

Post a Comment

Silakan berkomentar sesuka hati! :)