Aku sedang mendengarkan musik pop dari ponsel. Aku suka musik pop karena musik pop dapat mewakili perasaan pendengarnya. musik pop yang kuputar lagu cinta, lagu cinta yang mewakili cintaku padamu, cuma kamu, hanya kamu. Titik.
Kuputar berulang-ulang lagu cinta ini, sebagai pengobat rindu, rinduku padamu.
Tak ada rasa bosan telingaku mendengarkannya.
Lagu cinta berhenti tepat pada saat ponselku mati.
Seperti cintaku padamu hanya akan berhenti ketika detak jantung terhenti.
Diluar hujan telah berhenti.
Seketika itu aku teringat saat-saat bersamamu.
Banyak momen yang kita lewati berdua. ...ahh aku tak ingin kutuliskan disini, biarlah kenangan itu tersimpan rapi. Er... maafkan aku, maafkan lelaki yang bodoh ini, yang telah mengakumimu diam-diam. Akulah lelaki yang setiap pagi mengirimu bunga, aku pula yang telah mengirim lukisan wajahmu, dan aku pula yang mengirim puisi. Oh iya Er...kemarin aku membacakan puisi untukmu,
judulnya Kepada Cinta yang Tak Sempat aku Ungkapkan.
Pada selembar kertas putih ini, aku menulis kata yang ingin aku
sampaikan, sebelum aku pikun sebelum mata ku rabun dan tak dapat membaca
Pada ruang alam ini aku ingin bercerita tentang rasa yang sejak dulu
ada yang sengaja tuhan cipta tentang rasa yang selalu engau tanyakan
Dulu katamu kau menunggu ungkapan cinta dariku tapi aku malu hingga ku pergi mendahuluiku
Lihatlah aku berdiri disini dengan kaki bergetar karna gemetar, dengan tangan yang masih menggenggam kertas
Jika saja aku tak merasa mungkin ini takkan aku katakan dan tak akan aku berikan
Kata yang tak sempat aku katakan ia selalu menggantung diujung lidah dan aku terkatung-katung karenanya
Er... jika suatu hari nanti aku mencintai wanita lain, percayalah dihatiku selalu ada tempat untukmu.
*lukisan karya: Feti Xuyan 16
0 comments:
Post a Comment
Silakan berkomentar sesuka hati! :)