Saturday, September 27, 2014

Jumatulis Season 2 - 01 Pop - Pop Untuk Popok Kain Modern

Pop! Apa yang pertama kali terlintas ketika mendengar kata POP?
Kalau saya, saya teringat dengan Popok J

Popok, pasti ini benda yang berhubungan dengan bayi kan? Yup betul, walaupun kadang orang yang sudah tua pun ada yang menggunakan popok karena alasan tertentu.

Perkenalan saya dengan popok dimulai sejak saya memiliki anak pertama. Pertama kali yang saya kenal adalah popok kain yang bertali, dimana setiap kali si bayi pipis atau pup maka setiap kali itu pula popok kainnya harus diganti. Anak pertama saya memakai popok kain selama lebih kurang dua bulan, setelah itu dengan alasan kepraktisan, saya menggunakan popok sekali pakai alias pospak.

Popok sekali pakai ini memang sesuai dengan budaya kita yang serba instan. Dari segi kepraktisan, jelas ini praktis sekali karena saya tidak harus selalu mengganti popok anak saya. Cukup kira-kira empat jam sekali saya mengganti popoknya, kecuali dia pup maka tetap pospaknya harus segera diganti. Dari segi pilihan merk dan harga, pospak juga memberikan banyak alternatif bagi orang tua, mulai dari pospak murah, menengah sampai yang mahal, semuanya tersedia, tinggal disesuaikan dengan kemampuan saja. Tetapi, sering juga terjadi kemapuan ortu mungkin pospak tingkat menengah (harga) sementara si bayi cocoknya memakai merk tertentu yang harganya mahal. Pada saat itu, saya merasa benar-benar tertolong dengan adanya pospak. Dan, kelihatannya modern juga ya kalau bayi kita memakai pospak . #Sigh.

Tapi… ada juga saat-saat dimana saya ingin nangis karena pospak ini. Saat dimana persediaan pospak anak saya habis berbanding lurus dengan keuangan saya yang menipis T_T. Sebagai kaum gaji, pertengahan sampai akhir bulan biasanya masuk masa kritis dalam keuangan. Anak saya biasanya memakai merk M yang dari segi kualitas baik dan harganya masih cukup terjangkau oleh saya. Satu waktu persediaan pospak anak saya benar-benar habis, dia sedang kurang sehat sehingga pup terus, jadilah pospak yang sedianya bisa untuk persediaan satu minggu habis dalam waktu tiga hari saja. Dan saat itu sudah akhir bulan dimana keuangan saya mengalami sindrom sesak napas. Berat rasanya harus melangkah ke mini market untuk membeli pospak, dengan persediaan keuangan yang menipis akhirnya saya membeli popok merk S yang lebih murah dan berharap kulit anak saya bisa cocok dengan pospak  ini. Alhamdulillah sih kulitnya baik-baik saja. #Lega

Selain di saat-saat tertentu saya ingin nangis, saya juga sering merasa bersalah dengan pemakaian pospak ini. Sering juga merasa jijik. Kenapa? Karena saya beberapa kali melihat sampah pospak yang berceceran, mending kalo isi pospaknya hanya air pipis… kalau isinya pup yang belum dibersihkan?! Hiiiihhh jijik bener deh.

Setelah anak pertama saya berusia dua tahun lebih satu bulan, saya Alhamdulillah hamil lagi. Waktu itu anak saya yang pertama masih memakai pospak di kesehariannya. Dengan adanya jabang bayi ini, saya mulai khawatir, sampai kapan anak pertama saya akan tergantung dengan pospak. Mulailah saya menyapih dia dari pospak. Ternyata bukan perkara gampang. Anak saya tersebut sudah kadung keenakan memakai pospak, dia sulit untuk diajari pipis apalagi pup di wc. Perjuangan banget deh sampai akhirnya di usia 2,8 tahun, dua bulan sebelum adiknya lahir, anak pertama saya bisa lepas dari pospak.

Pada kehamilan kedua ini, saya lebih banyak menggali informasi tentang masalah perpopokkan ini. Saya waktu itu masih aktif nge-blog di Multiply. Dari diskusi dengan para mama keren multiply, saya mendapatkan info tentang Popok Kain Modern yang kemudian sering disebut dengan Clodi.

Dari informasi yang saya dapatkan, ada banyak kelebihan dari si popok kain modern ini. Beberapa kelebihan popok jenis ini adalah: Penghematan (Subhanallah), pengurangan sampah, kesehatan dan juga beberapa alasan lain yaitu lebih nyaman bagi kulit bayi, lebih cepat lulus toilet training (Ini Pop Markopop deh), lebih bergaya dan kalau sudah tidak dipakai bisa dilungsurkan ke adiknya atau dalam kondisi yang masih baik juga bisa dijual kembali. #WowBanget
Beberapa Popok Kain Modern koleksi Reyhan

Bulan November 2011, saya berkesempatan datang ke Mother & Baby Expo di JCC. Di sanalah saya secara langsung melihat penampakan dari popok kain modern ini. Dari diskusi dengan produsen dan penjual di expo tersebut, saya akhirnya membawa pulang dua popok kain modern untuk persiapan si dede bayi yang coming soon J

Saya membeli model clodi atau popok kain newborn dan popok kain one size. Popok kain newborn merk GG untuk dipakai dari bayi baru lahir sampai usia sekitar 9 bulan, dan yang one size merk Momcare bisa dipakai dari usia 4 bulan sampai 2 tahun.

Sedikit pengetahuan tentang popok kain modern ini ya. Popok ini berbeda dengan popok kain biasa yang bertali. Ada beberapa bagian popok kain modern dan beberapa istilah yang berhubungan dengan popok jenis ini:
Outer. Bagian dari popok kain yang menghadap keluar
Inner. Bagian dari popok kain yang menghadap ke dalam dan menyentuh kulit si kecil
Soaker. Penyerap urine yang dijahit, diletakkan di atas inner, atau disisipkan di dalam popok kain.
Insert. Soaker yang disisipkan di dalam popok kain jenis pocket
Snap. Kancing penutup dan penyesuai ukuran pada popok kain.
Hook and Loop. Perekat untuk menutup popok kain, sering juga disebut Velcro
Diaper cover. Aksesoris popok kain bila bagian outer tidak waterproof.

Popok kain modern ini benar-benar Pop markopop buat saya. Semua alasan yang diberikan tentang kelebihan popok kain ini benar-benar saya rasakan. Beneran lebih hemat, tidak merusak lingkungan, lebih cepat lulus toilet training, dan lebih keren pastinya…

Lain kali saya cerita pengalaman saya berpopok kain dengan anak kedua deh… next postingan, insya Allah.

0 comments:

Post a Comment

Silakan berkomentar sesuka hati! :)