Pop! Apa yang pertama kali
terlintas ketika mendengar kata POP?
Kalau saya, saya teringat dengan
Popok J
Popok, pasti ini benda yang
berhubungan dengan bayi kan? Yup betul, walaupun kadang orang yang sudah tua
pun ada yang menggunakan popok karena alasan tertentu.
Perkenalan saya dengan popok
dimulai sejak saya memiliki anak pertama. Pertama kali yang saya kenal adalah
popok kain yang bertali, dimana setiap kali si bayi pipis atau pup maka setiap
kali itu pula popok kainnya harus diganti. Anak pertama saya memakai popok kain
selama lebih kurang dua bulan, setelah itu dengan alasan kepraktisan, saya
menggunakan popok sekali pakai alias pospak.
Popok sekali pakai ini memang
sesuai dengan budaya kita yang serba instan. Dari segi kepraktisan, jelas ini
praktis sekali karena saya tidak harus selalu mengganti popok anak saya. Cukup kira-kira
empat jam sekali saya mengganti popoknya, kecuali dia pup maka tetap pospaknya
harus segera diganti. Dari segi pilihan merk dan harga, pospak juga memberikan
banyak alternatif bagi orang tua, mulai dari pospak murah, menengah sampai yang
mahal, semuanya tersedia, tinggal disesuaikan dengan kemampuan saja. Tetapi,
sering juga terjadi kemapuan ortu mungkin pospak tingkat menengah (harga)
sementara si bayi cocoknya memakai merk tertentu yang harganya mahal. Pada saat
itu, saya merasa benar-benar tertolong dengan adanya pospak. Dan, kelihatannya
modern juga ya kalau bayi kita memakai pospak . #Sigh.
Tapi… ada juga saat-saat dimana
saya ingin nangis karena pospak ini. Saat dimana persediaan pospak anak saya
habis berbanding lurus dengan keuangan saya yang menipis T_T. Sebagai kaum
gaji, pertengahan sampai akhir bulan biasanya masuk masa kritis dalam keuangan.
Anak saya biasanya memakai merk M yang dari segi kualitas baik dan harganya
masih cukup terjangkau oleh saya. Satu waktu persediaan pospak anak saya
benar-benar habis, dia sedang kurang sehat sehingga pup terus, jadilah pospak
yang sedianya bisa untuk persediaan satu minggu habis dalam waktu tiga hari
saja. Dan saat itu sudah akhir bulan dimana keuangan saya mengalami sindrom sesak
napas. Berat rasanya harus melangkah ke mini market untuk membeli pospak,
dengan persediaan keuangan yang menipis akhirnya saya membeli popok merk S yang
lebih murah dan berharap kulit anak saya bisa cocok dengan pospak ini. Alhamdulillah sih kulitnya baik-baik
saja. #Lega
Selain di saat-saat tertentu saya
ingin nangis, saya juga sering merasa bersalah dengan pemakaian pospak ini. Sering
juga merasa jijik. Kenapa? Karena saya beberapa kali melihat sampah pospak yang
berceceran, mending kalo isi pospaknya hanya air pipis… kalau isinya pup yang
belum dibersihkan?! Hiiiihhh jijik bener deh.
Setelah anak pertama saya berusia
dua tahun lebih satu bulan, saya Alhamdulillah hamil lagi. Waktu itu anak saya
yang pertama masih memakai pospak di kesehariannya. Dengan adanya jabang bayi
ini, saya mulai khawatir, sampai kapan anak pertama saya akan tergantung dengan
pospak. Mulailah saya menyapih dia dari pospak. Ternyata bukan perkara gampang.
Anak saya tersebut sudah kadung keenakan memakai pospak, dia sulit untuk
diajari pipis apalagi pup di wc. Perjuangan banget deh sampai akhirnya di usia
2,8 tahun, dua bulan sebelum adiknya lahir, anak pertama saya bisa lepas dari
pospak.
Pada kehamilan kedua ini, saya
lebih banyak menggali informasi tentang masalah perpopokkan ini. Saya waktu itu
masih aktif nge-blog di Multiply. Dari diskusi dengan para mama keren multiply,
saya mendapatkan info tentang Popok Kain Modern yang kemudian sering disebut
dengan Clodi.
Dari informasi yang saya
dapatkan, ada banyak kelebihan dari si popok kain modern ini. Beberapa
kelebihan popok jenis ini adalah: Penghematan (Subhanallah), pengurangan
sampah, kesehatan dan juga beberapa alasan lain yaitu lebih nyaman bagi kulit
bayi, lebih cepat lulus toilet training (Ini Pop Markopop deh), lebih bergaya
dan kalau sudah tidak dipakai bisa dilungsurkan ke adiknya atau dalam kondisi
yang masih baik juga bisa dijual kembali. #WowBanget
Beberapa Popok Kain Modern koleksi Reyhan |
Bulan November 2011, saya
berkesempatan datang ke Mother & Baby Expo di JCC. Di sanalah saya secara
langsung melihat penampakan dari popok kain modern ini. Dari diskusi dengan
produsen dan penjual di expo tersebut, saya akhirnya membawa pulang dua popok
kain modern untuk persiapan si dede bayi yang coming soon J
Saya membeli model clodi atau
popok kain newborn dan popok kain one size. Popok kain newborn merk GG untuk
dipakai dari bayi baru lahir sampai usia sekitar 9 bulan, dan yang one size
merk Momcare bisa dipakai dari usia 4 bulan sampai 2 tahun.
Sedikit pengetahuan tentang popok
kain modern ini ya. Popok ini berbeda dengan popok kain biasa yang bertali. Ada
beberapa bagian popok kain modern dan beberapa istilah yang berhubungan dengan
popok jenis ini:
Outer. Bagian dari popok kain
yang menghadap keluar
Inner. Bagian dari popok kain
yang menghadap ke dalam dan menyentuh kulit si kecil
Soaker. Penyerap urine yang
dijahit, diletakkan di atas inner, atau disisipkan di dalam popok kain.
Insert. Soaker yang disisipkan di
dalam popok kain jenis pocket
Snap. Kancing penutup dan
penyesuai ukuran pada popok kain.
Hook and Loop. Perekat untuk
menutup popok kain, sering juga disebut Velcro
Diaper cover. Aksesoris popok
kain bila bagian outer tidak waterproof.
Popok kain modern ini benar-benar
Pop markopop buat saya. Semua alasan yang diberikan tentang kelebihan popok
kain ini benar-benar saya rasakan. Beneran lebih hemat, tidak merusak
lingkungan, lebih cepat lulus toilet training, dan lebih keren pastinya…
0 comments:
Post a Comment
Silakan berkomentar sesuka hati! :)