"Papa meninggal..."
Halo, Kamu...
Hanya itu kabar terakhir yang aku dengan darimu. Aku belum tahu di mana kubur papamu berada. Tidak ada satupun teleponku yang kau angkat, tidak ada pula SMS, BBM, dan whatsapp dariku yang kau balas.
Aku hanya mengingat bahwa sebelumnya kau bercerita tentang papamu yang tiba-tiba terjatuh di kamar mandi pada fajar kedua di bulan Juni, bulan kelahiranmu.
Kau sendiri baru mendengar kabar bahwa papamu terjatuh di kamar mandi dan harus masuk rumah sakit, saat handphone yang tersimpan di dalam saku celanamu tidak berhenti bergetar ketika kau mencoba khusyuk untuk mendengarkan khotbah Jumat di masjid kantor.
Kau mungkin bingung kalau kau tahu bahwa saat ini aku begitu khawatir kepadamu. Hubungan kita, yang kau tahu, hanya sebatas pertemanan biasa. Tidak. Kau salah.
Kau tidak pernah menyadari bahwa setiap gema di dalam hatiku hanya berisi panggilan namamu. Kau tidak pernah menyadari bahwa ketika kau menyebutku "dara manis", jantungku semakin berdegup kencang.
Aku hanya berharap sesuatu yang baik yang terjadi padamu saat ini. Semoga kau dan keluargamu juga selalu dalam keadaan baik.
Aku merindukanmu, sama seperti gadis itu selalu mengucapkan rindu padamu setiap saat setelah dia berada di Paris sejak lima bulan yang lalu.
Aku tidak berharap banyak, hanya ingin kau selalu tersenyum saat bersamaku.
Itu saja.
0 comments:
Post a Comment
Silakan berkomentar sesuka hati! :)