Gadis Kecil masih duduk tercenung di atas sebuah batu, memandang terpesona ke langit malam, dimana ia menyaksikan keanehan yang terjadi pada bulan.
“Kau baik-baik saja?” bisiknya pada bulan.
Hening... tidak seperti malam-malam biasanya, bulan tidak menjawab sapaannya. Dia hanya diam membisu. Sudah dari tadi Gadis Kecil berusaha mengajak bulan berbicara, tetapi tidak juga mendapatkan jawaban.
“Kau baik-baik saja?” tanyanya lagi.
Bulan tetap diam, acuh pada usaha Gadis Kecil mengajaknya berbicara. Sedih karena merasa dicueki, Gadis Kecil pun bangkit dari batu yang sedari tadi ia duduki, dan berjalan dengan lesu kembali ke rumah.
Padahal semalam bulan masih menjawab sapaannya... Padahal semalam mereka masih baik-baik saja, bercanda dan berbagi kisah. Padahal semalam mereka telah berjanji bertemu kembali dan melanjutkan perbincangan... Padahal Gadis Kecil demi bertemu bulan, diam-diam turun dari tempat tidurnya dan mengendap-endap ke luar rumah. Gadis Kecil senang memiliki rahasia, dan persahabatannya dengan bulan adalah salah satu rahasianya. Selayaknya rahasia, dia bahkan tidak memberitahukan hal tersebut kepada Mama Beruang. Dan kini, dia pulang dengan langka gontai... sepertinya persahabatan itu hanya ada di dalam angannya saja...
Tapi... Gadis Kecil menghentikan langkahnya, bagaimana jika bulan sedang ada masalah sehingga tidak dapat menjawab sapaannya? Dan dia sebagai sahabat seharusnya tidak boleh mengambil kesimpulan terlalu cepat! Mungkin bulan sedang tertidur? Gadis Kecil pun berbalik dan mengakat pandangannya ke langit, mencari-cari wajah bulan.
Bulan sahabatnya kini berwarna merah... berlumuran darah...
Adalah Batarakala, seorang raksasa yang membenci terang. Untuk itu dia menghabiskan waktunya dengan tidur pulas, memblokir terang dari pandangannya. Tapi saat ia terbangun dan mendapati matahari ataupun bulan bersinar, dia akan sangat marah. Dengan murka ia akan meraih matahari atau bulan dan menelannya utuh-utuh.... sehingga bumi akan gelap gulita... terkadang giginya yang tajam akan menggores kulit bulan hingga bulan berlumuran darah. Beruntung untuk matahari, karena tubuhnya yang panas, Batarakala berusaha menelannya cepat-cepat sehingga jarang bahkan mungkin tidak pernah ia mendapatkan luka. Setelah itu Batarakala akan kembali tertidur...
![]() |
Gambar diambil di sini |
Cerita Tuan Serigala terngiang-ngiang di telinganya, Gadis Kecil memandang langit dengan takut-takut. “Apakah kau baik-baik saja?” bisiknya lagi kepada bulan. Bulan masih tetap saja membisu. Gadis Kecil ingin segera berlari pulang ke rumah, bersembunyi di kehangatan ranjangnya tapi, dia merasa tak tega meninggalkan bulan. Sebenarnya dia sangat ketakutan, samar-samar dikegelapan malam ia melihat bayangan raksasa yang pekat. Bayangan itu bahkan jauh lebih gelap dan pekat dari malam itu sendiri. Tubuhnya gemetar.
“Lalu apa yang terjadi pada matahari dan bulan?”
“Tidak ada.”
“Loh?!! Bukannya mereka dimakan raksasa?”
“Ia. Tapi mereka, akan baik-baik saja. Ketika Batarakala tertidur, dia tanpa sadar memuntahkan mereka kembali, karena matahari dan bulan hanya tersangkut ditenggorokannya. Dan mereka pun – matahari dan bulan itu – kembali ketempatnya semula, hingga Batarakala terbangun kembali.”
Gadis Kecil adalah sahabat yang setia maka ia terus menunggui bulan... perlahan-lahan warna merah itu berubah menjadi orange lalu kembali berwarna putih keperakan. Dan cahayanya kembali menerangi bumi. “Kau baik-baik saja?” tanya Gadis Kecil lagi kepada bulan, kali ini ia tak lagi berbisik, karena ketakutan ia malah bersuara dengan keras.
“Aku baik-baik saja.” Lirih bulan.
Tersenyum Gadis Kecil berkata, “Syukurlah...”. Menghela napas lega Gadis Kecil berkata lagi, “Ini sudah sangat larut aku harus pulang! Sampai berjumpa errr... besok?”
“Ya, tentu saja sampai berjumpa besok.”
Gadis Kecil pun berlari pulang ke rumahnya dan kini telah tertidur pulas di ranjanganya.
Imajiner Hoo Hoo
Bunda Gadis Kecil
Misterius Puss
Rumah Sang Penyihir
Mimpi Buruk
0 comments:
Post a Comment
Silakan berkomentar sesuka hati! :)